Apa Bagaimana dan untuk Apa Silaturrahim


Silaturrahim berasal dari bahasa Arab yang kemudian diresap menjadi bahasa Indonesia, berikut pengertian dalam KBBI:
silaturahmi:
si·la·tu·rah·mi n tali persahabatan (persaudaraan): malam --; tali --;
ber·si·la·tu·rah·mi v mengikat tali persahabatan (persaudaraan): mereka - ke rumah sanak saudaranya
Oleh karena silaturrahim asalnya dari bahan Arab maka berikut ini penjelasan
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al-Qur’an: Peran dan Fungsi Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Mizan, 1999: 317)
Quraish Shihab menjelaskan arti silaturrahim ditinjau dari sisi bahasa. Silaturrahim adalah kata majemuk yang terambil dari kat bahasa Arab, shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata washl yang berarti menyambung dan menghimpun. Ini berarti hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh kata shilat itu.
Sedangkan kata rahim pada mulanya berarti kasih sayang, kemudian berkembang sehingga berarti pula peranakan (kandungan). Arti ini mengandung makna bahwa karena anak yang dikandung selalu mendapatkan curahan kasih sayang.

#Kepada siapa silaturrahim
Mengenai kepada siapa saja silaturrahim wajib dijaga ulama berbeda pendapat;
1. Silaturrahim hanya tertentu dan terkhususkan dengan Mahrom (orang yang haram dinikahi) bukan Dengan yang lainya, ini merupakan pendapat Hanafiyah, Malikiyah (tidak masyhur) dan pendapat Abi khotob dari madzhab Hambali. Karena bila silaturrahim dengan kerabat wajib, maka wajib pula silaturahim dengan seluruh anak Adam dan ini sangat tidak memungkinkan.
2. Silaturrahim diperintahkan kepada setiap kerabat baik Mahrom ataupun bukan, ini merupakan sebuah pendapat Madzhab Hanafiyah, pendapat masyhur Madzhab Malikiyah, nasnya imam Ahmad dan kemutlakan Madzhab Syafi'iah dimana mereka tidak mengharuskan silaturahim hanya dengan yang Mahrom saja.Lihat, (Mausu'ah Fiqhiyah al-Kuwaitiyah 3/83).

#Bagaimana Cara menjalin Silaturahim
Silaturahim dapat dihasilkan dengan beberapa perkara diantaranya; menziarahinya (Sowan), memberikan bantuan, memenuhi atau mencukupi kebutuhan-kebutuhanya, serta menyalaminya (menyapa dengan salam). Menurut Abi khotob tidak cukup Silaturahim hanya dengan salam. Adapun hasilnya silaturahim dengan surat (lewat medsos) bagi mereka yang ghoib (berada ditempat yang jauh), demikian itu yang sudah menjadi ketetapan Madzah Hanafiyah Malikiyah dan Syafi'iyah demikian itu silaturahim dengan surat (medsos) tidak cukup bagi kedua orang tua bila keduanya menginginkan kehadirannya (Mudik).
Seperti itu juga memberikan harta (jawa-Nyangoni, kirim parcel dll) mencukupi sebagai silaturahim, bahkan menurut Hanafiyah dan Syafi'iyah  bagi orang kaya tidak mencukupi silaturahim dengan tanpa memberi harta (nyangoni) kepada kerabat yang membutuhkan nya. Lihat, (Mausu'ah Fiqhiyah al-Kuwaitiyah 3/85).

#Sepuluh keutamaan silaturahim.
1) Diridhoi Allah karena Allah memerintahkan bersilaurahmi.
2) Membahagiakan mereka yang disilaturahimi.
3) Menggembirakan Malaika, karna malaikat gembira dengan silaturahim.
4) Mendapatkan sebaik-baiknya sanjungan dan penghormatan dari muslimin.
5) Membuat Iblis laknatullah merasa sedih.
6) Menambah umur
7) menjadikan keberkahan Rizki
8) Membahagiakan orang-orang yang sudah meninggal sebab merak para leluhur merasa gembira dengan jalinan silaturahim dan kekerabatan.
9) menambah rasa kasih sayang, sebab bila terjadi sesuatu pada diri mereka maka mereka akan berkumpul untuk membuat nya oleh karenya menjadi bertambah nya rasa kasih sayang dalam diri mereka.
10) Menambah pahala setelah kematiannya, sebab mereka akan selalu mendoakan bila disebut kebaikan-kebaikannya. (Lihat, Tambihul Ghofilin, 138)
Wallahu A'lam Bissowab
Muhamad Hanif Rahman

Comments

Popular posts from this blog

Tahqiqul Manath dalam Khilafiyah Penyelenggaraan Shalat Jumat

Al IMAN BULUS VERSI MAJALAH HIDAYAH

RINGKASAN BAB HAID, ISTIKHADLOH DAN NIFAS